SALATIGA, suaramerdeka.com– Jangan panik ketika muncul benjolan di bagian tubuh seperti benjolan pada payudara. Bisa jadi itu tumor ganas, bisa jadi itu kanker, dan bisa jadi itu bukan tumor ganas atau kanker. Biasanya orang akan panik dengan adnanya benjolan itu, karena menganggapnya tumor berbahaya yang berujung pada kanker mematikan.

Yang dilakukan pertama kali adalah segera memeriksakan diri ke dokter, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium. Hal itu diungkapkan dokter spesialis bedah Puguh Sihwidijono saat Seminar Kesehatan Peringatan Hari Kanker dan TB Dunia  yang digelar Rumah Sakit Paru dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga di Gedung Diklat RSPAW Jl Hasanudin.

Seminar dibuka Direktur RSPAW dokter Suryo Purhananto dan dihadiri masyarakat umum yang sebelumnya mendaftar lewat SMS atau WA, dengan kuota peserta dibatasi. “Tumor itu ada yang jinak dan ada yang ganas. Hanya sebagian saja yang ganas. Tumor ganas biasanya berujung pada kanker,” kata dokter Puguh.

Dia meminta agar masyarakat tidak perlu panik begitu mengetahui ada benjolan pada tubuh. Begitu mengetahui langsung memeriksanya ke dokter. Jangan menunggu terlalu lama, sehingga bayangan kekhawatiran muncul mengganggu kehidupan secara psikologis. Setelah memeriksa didokter akan dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium (lab).

Dari hasil lab akan diketahui, apakah tumor itu jinak, ganas, atau bisa menjadi kanker. “Yang terpenting adalah dapat segera mengetahui status tumor itu. Karena bila diketahui sejak dini, maka tumor ganas yang bisa menjadi kanker bisa diatasi dengan berobat atau dioperasi,” ungkapnya.

Celakanya, kata dia, masyarakat memeriksakan tumor setelah mencapai stadium tiga, di mana tumor ganas telah menjadi kanker yang menyebar ke bagian tubuh lain. Bila sudah melewati stadium tiga, tumor ganas pada payudara sudah menjadi kanker.

Diangkat

Solusinya payudara diangkat melalui operasi. Jangan takut operasi sakit, karena operasi merupakan proses yang harus dilewati. Bagi peserta BPJS, maka operasi dalam bentuk apapun akan ditanggung. “Makanya BPJS itu penting,” kata Puguh.

Adapun pembicara seminar lainnya adalah dokter I Gusti Ngurah Widiyawati (mengenal gejala kanker dan TB Paru), dokter Hasto Nugroho (testimoni survivor kanker), dokter Masruroh (layanan rehabilitasi medik RSPAW), dan dokte Peni Erlinawati (kebutuhan nutrisi pada pasien penyakit kronis).

Pada materi testimoni survivor kanker yang dibawakan dokter Hasto Nugroho, didatangkan seorang penderita kanker paru yang bisa sembuh karena kesabaran melewati proses pengobatan selama beberapa tahun.

Sementara itu Direktur RSPAW dokter Suryo Purhananto mengatakan seminar kesehatan digelar sebagai rangkaian Peringatan Hari Kanker dan TB Dunia. Masyarakat mendapat banyak manfaat dengan mengikuti seminar tersebut. Antusias peserta dan aktivitas bertanya cukup tinggi, karena persoalan kanker dan TB (tuberkulosis) kini banyak berkembang di tengan masyarakat.

(Surya Yuli P /SMNetwork /CN26 )

 

Similar Posts